Budidaya magot adalah proses pemeliharaan larva lalat hitam (Hermetia illucens) yang dikenal juga sebagai magot. Larva ini tumbuh dengan cepat dan dapat memanfaatkan limbah organik sebagai sumber makanan. Budidaya magot di sekolah bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar langsung tentang ekosistem, pertanian, dan pengelolaan limbah. Melalui Bank Sampah Al Ghifar, SMP Alam Al Ghifari mendapatkan kesempatan untuk belajar mengenai bagaimana cara budidaya magot disekolah. Bekerjasama dengan Universitas Balitar (UNISBA) kegiatan ini diselenggarakan. Selain mempelajari secara materi, anak –anak juga dikenalkan mengenai praktik langsung budidaya maggot di depan bank Sampah Al Ghifari. Setiap satu minggu 3 kali, maggot diberi makan berupa sisa makanan bekal anak –anak. Pihak unisba juga sering melakukan kegiatan kontrol disetiap minggunya, untuk memantau perkembangan dari Budidaya Magot ini.
Manfaat Budidaya Magot di Sekolah
- Edukasi Lingkungan: Siswa belajar tentang pentingnya daur ulang dan pengelolaan limbah organik. Magot dapat mengurangi volume sampah dan mengubahnya menjadi pupuk alami.
- Peningkatan Pengetahuan Biologi: Kegiatan ini memberikan pemahaman tentang siklus hidup serangga, pertumbuhan, dan perkembangan organisme.
- Pakan Ternak: Magot kaya akan protein dan dapat digunakan sebagai pakan alternatif untuk ikan, unggas, dan hewan ternak lainnya, yang dapat memperkenalkan siswa pada konsep pertanian berkelanjutan.
- Pengembangan Keterampilan: Siswa belajar bekerja sama, bertanggung jawab, dan mengembangkan keterampilan praktis dalam budidaya.
- Kesadaran Sosial: Kegiatan ini mendorong siswa untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan pentingnya pengelolaan limbah.
Proses Budidaya Magot
- Persiapan Media:
- Kumpulkan limbah organik, seperti sisa sayuran, buah, atau limbah makanan lainnya.
- Siapkan wadah yang cukup besar, seperti ember atau kotak, untuk menampung media.
- Penyebaran Telur:
- Setelah media siap, telur magot dapat diperoleh dari sumber yang terpercaya atau ditaruh di media yang telah disiapkan.
- Pastikan media tetap lembab dan tertutup untuk melindungi telur dari hama.
- Perawatan dan Pemantauan:
- Setelah menetas, larva magot akan mulai berkembang. Siswa harus memantau kondisi media, menjaga kelembapan, dan menambahkan limbah organik secara berkala.
- Proses ini berlangsung selama 7-14 hari hingga larva siap dipanen.
- Panen:
- Ketika larva berukuran cukup besar (biasanya setelah 2-3 minggu), magot dapat dipanen.
- Siswa dapat mempelajari cara mengumpulkan dan mengolah magot untuk dijadikan pakan ternak atau bahan kompos.
- Evaluasi dan Diskusi:
- Setelah panen, lakukan evaluasi dan diskusi tentang proses yang telah dilalui. Siswa dapat berbagi pengalaman, tantangan, dan hasil yang diperoleh.